Important Thinking Tools

Camelia Regista
3 min readJun 1, 2022

--

Halo, kembali lagi dengan saya camelia. Ya, pada tulisan kali ini seperti biasa saya akan mendokumentasikan hasil belajar saya tentang “Gimana sih cara manusia itu berpikir?”. Tidak mau panjang lebar dengan pembukaan, tapi semoga kamu yang membaca selalu dalam keadaan baik.

Gini-gini, manusia tuh ternyata punya cara berpikirnya sendiri lho. Ada yang disebut cara berfikir secara Induktif dan ada juga yang disebut degan cara berfikir Deduktif. Nah lho, apa tuh definisi dari kedua istilah tadi ? Seperti biasa, kamu bisa membaca definisinya dibawah ini :

Cara berfikir secara induktif sederhananya adalah “Generalisasi”. Jadi dari panca indera kamu yang menangkap realitas di dunia lalu kamu bisa menangkap pola dari tiap kejadian yang kamu rasakan, lihat dan dengar. Kemudian si pola tersebut nantinya akan kamu simpan di dalam storage kamu atau dalam konteks manusia storage ini disebut otak.

Visualisasi Berfikir Induktif

Nah, kalau masih belum terbayang mari kita buat contoh yuk!

Ambilah contoh si Andi beli nasi goreng Simalakemon di hari senin, ternyata rasanya tidak enak. Kemudian si Andi beli lagi nasi goreng yang sama di hari senin minggu kedua, wah ternyata tetap rasanya tidak enak. Karena rasa penasarannya nih, si Andi mencoba untuk yang ketiga kalinya untuk membeli nasi goreng yang sama di hari yang sama pada minggu ketiga. Ternyata ekspektasi Andi ketinggian, alih-alih berharap nasi goreng yang dibelinya pada minggu ketiga ini rasanya enak ternyata ya sama aja seperti yang lalu-lalu alias nasi gorengnya tidak enak.

Nah, dari contoh di atas kita bisa punya TEORI nih, kalau tiap hari senin nasi goreng Simalakemon yang di beli oleh andi rasanya gak enak.Teori ini nantinya akan di simpan oleh Andi di otak. Coba deh pikir-pikir lagi, disini si Andi melakukan “Generalisasi” nih atas tindakannya.Padahal kan belum tentu di senin minggu keempat dan seterusnya rasa nasi goreng Simalakemon itu gak enak. Kok bisa gitu ? Ya karena si Andi lagi berfikir menggunakan cara berfikir Induktif dan biasanya nih ini bakalan long term gitu alias bakal lengket banget di otaknya si Andi. Oke, sampai sini dulu semoga kamu paham ya. Sekarang kita lanjut bercerita soal deduktif, Apa sih itu Deduktif ? Gimana dia cara kerjanya ?

Deduktif sederhananya adalah kemampuan kita berfikir untuk mengakses informasi di storage kita. Ya lebih sederhananya adalah, “Gimana kita mengakses teori yang kita simpan di storage kita tadi, untuk di aplikasikan ke realitas” sebagai bentuk problem solving. Makanya tidak heran, kalau deduktif ini merupakan bagian dari matematika.

Visualisasi berfikir deduktif

Nah, biar makin paham nih kita pakai contoh yang Andi beli nasi goreng Simalakemon ya.

Ceritanya si Andi ini punya kawan namanya si Budiman. Nah si Budiman ini ngeluh sama si Andi, kalau kemarin malam dia beli nasi goreng Simalakemon rasanya gak enak. Nah, si Andi nih sebagai kawan yang berempati pengen donk menyelesaikan permasalahan kawannya ini. Lalu dia tanya nih sama si Budiman “Kapan dia membeli nasi goreng Simalakemon?” tanya Andi. Lalu Budiman menjawab “Hari senin”. Nah, karena tadi si Andi ini sudah punya sebuah teori yang menyebutkan bahwa “Tiap hari senin, nasi goreng Simalakemon itu rasanya gak enak”. Si Andi langsung kasih tau nih sama si Budiman “Hei Budi, emang tau Nasi goreng Simalakemon itu kalau hari senin ga enak rasanya”(Emang agak memprovokasi, tapi saya harap kamu bisa melihat bagaimana “cara” nya bukan substansinya hihi). Akhirnya si Andi ini bisa menyelesaikan masalah si Budiman nih atas dasar teori yang dia punya. Jadi si Budiman kalau nasi gorengnya enak, ya jangan beli pas hari senin. Selesaikan masalah.

Jadi kesimpulan dari semua ini adalah, cara berfikir induktif itu intinya seperti mengkompres informasi dari realita dan di generalisasi kemudia nantinya akan disimpan dalam memori kita. Kalau deduktif itu cara berfikir untuk menyambungkan teori (informasi hasi generalisasi di otak kita) ke masalah yang ada di realitas, semacam jadi bagian dari problem solving gitu.

Oke sampai sini dulu semoga bisa dimengerti dan dimaklumi ya hihi, karena saya juga masih dalam tahap belajar. Sampai jumpa #JadiTambahTau.

--

--